Perlukah Dosen mengerjakan “proyek”?

Pertanyaan di atas sering menjadi pemikiran saya sebagai dosen. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Saya ingin mengetengahkan sisi negatif dan positif dari dosen yang mengerjakan “proyek”. Proyek yang dimaksud di sini tentunya proyek yang berhubungan dengan keilmuan yang digeluti, bukan bisnis sampingan yang sifatnya non teknis. Selain itu saya juga tidak membahas tentang alasan ekonomi, karena saat seseorang menjadi dosen (di Indonesia) seharusnya ia siap dengan standar hidup yang sedikit lebih rendah dibanding orang yang bekerja di kantor/industri.

Sisi positif

Saat dosen mengerjakan proyek di industri, dia akan dapat melihat dengan jelas dan nyata penerapan ilmunya di lapangan. Hal ini juga membuat dia lebih “up to date” secara keilmuan, karena (di Indonesia) sering kali kecepatan teknologi di industri lebih cepat daripada di kampus. Kemampuan dosen untuk melakukan troubleshooting juga akan lebih terasah, karena sering kali situasi di lapangan tidak seideal sitasi di ruang kelas/laboratorium.

Sebagai tujuan akhir, tentunya dosen diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan ilmu yang lebih tepat guna dan “dapat dijual” di industri. Pihak industri juga lebih puas karena mereka mendapat lulusan yang lebih siap kerja. Selain ilmu, dosen juga dapat membagikan tentang gaya dan suasana kerja di industri yang lebih berfokus pada hasil, terikat deadline, dll.

Lebih jauh lagi, dosen dapat melibatkan mahasiswa dalam tim yang mengerjakan proyek dari industri. Hal ini akan sangat membantu mahasiswa untuk siap di dunia kerja. Tentunya dengan proporsi waktu dan energi yang tepat, mengingat mahasiswa juga masih punya banyak kewajiban yang lain.

Sisi negatif

Namun demikian juga ada sisi – sisi negatif dari hal ini. Karena proyek di industri seringkali menuntut waktu lebih banyak, terkadang dosen dapat meninggalkan tugas utamanya untuk mengajar dan membimbing mahasiswa. Saya ingat dulu saat kuliah dosen saya menyampaikan, “sampai ketemu lagi di kuliah bulan depan, karena selama sebulan ini saya akan berada di Kalimantan.” Saya kira hal ini tidak etis karena panggilan dan tugas utama dosen ialah menjalankan Tri Dharma pendidikan.

Selain itu ada juga dosen yang memiliki banyak ilmu, ahli dalam proyek – proyek di industri, namun sangat sedikit berbagi dengan mahasiswa. Bahkan saat mengajar juga tidak fokus karena terlalu sibuk dengan proyeknya. Dalam hal ini saya menyebut pengerjaan proyek tersebut “sia – sia”. Karena hal itu tidak memberdayakan orang lain (mahasiswa), hanya menguntungkan dirinya sendiri saja.

Kesimpulan

Jadi, bagaimana kesimpulannya? Menurut saya pribadi, dosen perlu mengerjakan proyek. Meski hal tersebut tidak mudah dan menuntut effort lebih, namun demi kualitas pengajaran bagi mahasiswa hal itu layak diusahakan. Selain itu, dosen perlu menjauhkan diri dari keinginan untuk “mengumpulkan uang sebanyak – banyaknya” dari proyek. Motivasinya harus diganti dengan keinginan untuk memberdayakan mahasiswa agar lebih siap dunia kerja.

(Note : Jika memang uang ialah tujuannya, seharusnya orang jangan menjadi dosen, jadilah seorang technopreneur. Profesi tersebut juga tidak kalah terhormatnya untuk membangun bangsa..)

Demikian pemikiran saya, ada komentar?

4 thoughts on “Perlukah Dosen mengerjakan “proyek”?

  1. diendArch

    lebih penting semua profesi..apapun itu..punya dasar dan kemauan pribadi untuk membangun bangsa mas. Bukan cuma untuk mengurus ” perut sendiri”. Masak perlu ada WAMIL lagi baru warga punya nasionalisme ya..???
    btw..thx buwat ‘obral bukunya’ ya mas..aku ambil yang Rm.Mangun soale aku memang fans nya..hehehe

    Balas
  2. mauladi

    Jikapun dosen mengerjakan project, dia harus perhatikan project base on ‘kerja murni’ atau project pengembangan ilmu. Di universitas besar bahkan dosen dianjurkan mengerjakan project tapi outpunya belum tentu uang, targetnya pengembangan keilmuan, projectnya sendiri butuh banyak dana. Contoh project keilmuan: Buat smart software untuk deteksi virus tanpa vaksin, sedangkan contoh project kerja murni: membuat software kasir

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Handy Batalkan balasan